Minggu, 10 Januari 2010

Banjir di Bangil Makin Meluas

Banjir di Bangil tambah meluas dan bakal menghantui warga. Kali ini, banjir tidak saja merendam ribuan rumah. Ratusan hektare sawah dan tambak juga ikut menjadi korban. Belum jelas, berapa besar kerugian akibat banjir kemarin itu. Hanya saja, banjir untuk kali ketiga dalam bulan Januari ini tergolong lebih besar dibanding banjir sebelumnya. Banjir sebelumnya sempat menyapa warga Bangil, khususnya Kalianyar dan Tambakan, pada malam tahun baru lalu. Saat itu, banjir diperkirakan mencapai 80 cm di Bandaran, Kalianyar. Banjir hari pertama bulan Januari itu merendam sekitar 700 rumah.

Disusul banjir kedua pada Senin malam (19/1) lalu. Banjir kedua itu memang tidak separah banjir pertama. Ketinggian air banjir hanya sekitar 60 cm dan merendam sekitar 675 rumah. Namun, banjir kedua ini sudah mulai meluas, menyapa wilayah Kalirejo dan Tambakan.




Nah, banjir ketiga kemarin itu bisa dikatakan lebih parah cakupan luasnya. Data yang didapat Radar Bromo di lapangan maupun cross check dengan pihak kecamatan menyebutkan, rumah yang terendam banjir kali ini sejumlah 1.793 unit rumah. Jumlah itu tersebar di beberapa titik.

Mulai kawasan Kalianyar yang terparah dengan jumlah rumah yang terendam sebanyak 600 unit. Kemudian Tambakan 500 rumah, Kalirejo 300 rumah dan Masangan 225 rumah. Juga 118 rumah di Manaruwi dan Kelurahan Latek yang jarang dihampiri banjir, kemarin malam terkena imbasnya. Di Latek, sebanyak 50 rumah warga juga ikut dihampiri 'tamu tak diundang' tersebut.

Selain rumah, kerugian material yang dialami warga juga menimpa lahan tambak dan sawah. Sebanyak 320 hektare tambak tersebar di tiga tempat, yakni Tambakan, Masangan dan Kalianyar rata dengan ketinggian air. Demikian juga lahan petani. Ratusan hektare sawah yang baru mereka tanami juga tak luput dari serangan banjir kiriman ini.

"Padahal, tadi di Bangil tidak hujan lho. Tapi kami melihat di barat, tampak mendung tebal di atas Prigen, Pandaan dan Trawas. Itu sudah alamat bagi kami," ujar Arifin, warga Kalianyar, Bangil yang ditemui saat banjir, Sabtu malam lalu.

Air bah mulai menyapa warga Bangil Utara sejak pukul 17.30 WIB. Aliran sungai di Sungai Kedunglarangan dan Kali Masangan, sore itu sudah terlihat meluap. Apalagi, melihat luapan air hujan kiriman di wilayah Bekacak, Kolursari yang sudah naik 2 meter lebih, membuat warga mulai waspada.

Warga Kalianyar, Tambakan dan Kalirejo yang menjadi wilayah Bangil utara juga ancang-ancang. Mereka mulai mengemasi barang-barangnya di rumahnya. Mulai meja, kursi, peralatan dapur, elektronik dan lainnya untuk diletakkan ke tempat yang paling atas. "Ayo mak. Bakalan banjir gede iki (Ayo bu. Ini akan terjadi banjir besar, Red)," ujar Mat Hasan pada Mudriah, tetangganya di RT 06 RW 02 Bandaran, Kalianyar.

Dugaan Hasan ternyata benar. Baru dirasani, air banjir mulai mengalir deras. Derasnya banjir ini membuat warga tidak berani memakai motor untuk melintas. Banjir ini mencapai puncaknya sekitar pukul 21.30 WIB. Lokasi paling parah dialami warga di wilayah Bandaran.

Di wilayah dengan dataran agak rendah ini, ketinggian banjir mencapai 115 cm atau setinggi pusar orang dewasa. Untuk wilayah lain, seperti Kalianyar mencapai 80 cm dan paling rendah di Masangan dengan ketinggian air sekitar 50 cm. "Le..le. Ojo jebur le. Banjire gede (nak..nak. Jangan menceburkan diri ke air banjir. Ini banjirnya besar)," pinta H Sutrisno, salah satu warga Kalianyar yang kemarin membagi-bagikan mie instan kiriman Muspika.

Karena banjir lumayan besar, warga berusaha mengkontribusikan mie pada korban banjir ini melalui perahu karet. Perahu ini adalah milik Bakesbang Linmas yang memang di-standby-kan di salah satu rumah warga untuk antisipasi. "Saat ini, kami memang terus berjaga-jaga. Kami bisa bergeser, kalau air benar-benar sudah surut," ujar Camat Bangil, Agus Pudjianto saat bersama Kapolsek AKP Suprihatin dan Danramil Iswanto di lokasi banjir.

Bagi warga Kalianyar, Tambakan dan Kalirejo, banjir memang sudah menjadi tradisi. Meski air kerap menemani mereka saat tidur atau malam Minggu seperti kemarin, namun mereka enggan mengungsi. "Mau ngungsi kemana. Ini rumah saya. Rumah nenek moyang kita. Selama masih bisa dihuni, kami akan tetap tinggal di sini," cetus Mustofa, warga Satak Utara kelurahan Kalianyar.

Hanya saja, Mustofa meminta perhatian dan keseriusan dari pemerintah daerah. Sebab, banjir yang sering melanda wilayah Bangil Utara ini bisa melumpuhkan aktivitas warga. Mulai yang ingin menimba pendidikan, transaksi perdagangan di pasar Kaliarjo, Kalianyar sampai sarana transportasi.

"Banjir ini memang rutin. Tapi sampai sekarang, kami belum menemukan sebuah solusi yang cerdas, bagaimana mengatasi masalah ini. Masak masalah ini terus dibiarkan. Mana tanggung jawab pemerintah," tegas Mustofa.

Air banjir mulai surut sekitar pukul 03.00 dini hari kemarin. Setelah surut, warga kemudian membersihkan lantai dari sampah dan pasir yang masuk ke rumah masing-masing.

http://www.pasuruan.info

0 komentar:

Posting Komentar

 

ADS

Pengikut

Fas Warnet

kutubuku


Masukkan Code ini K1-B69D7Y-8
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

© Newspaper Template Copyright by CINTA TULUS | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks