Warga Bangil di tempat pengungsian banjir mulai mengeluhkan sakit kulit dan perut. Untuk sementara, warga Desa Kalianyar dan Kalirejo mengungsi di tempat-tempat yang lebih tinggi menyusul banjir setinggi 50 cm yang sudah merendam rumah mereka.
Menurut KUKUH Anggota Tim SAR Sampoerna, di posko kesehatan yang sudah disediakan banyak didatangi oleh warga yang mengeluhkan penyakit. Sebagian besar keluhan adalah sakit kulit seperti gatal-gatal dan sakit perut seperti diare, mual dan muntah.
“Keluhannya sakit kulit, gatal-gatal. Penyakit yang berhubungan dengan perut. Karena mereka kaget, tidak sempat makan, lupa makan, jadi mual, muntah, diare,” ujar KUKUH pada Suara Surabaya, Minggu (10/01).
Tim SAR Sampoerna sendiri sudah menyediakan 2 orang dokter yang masing-masing bertugas di Kalianyar dan Kalirejo.
Guna memenuhi kebutuhan makan para pengungsi, dapur umum sudah didirikan. Selain nasi bungkus, kue kering dan biskuit juga disebarkan kepada warga.
Pantauan KUKUH, sepanjang jalan yang menghubungkan Desa Kalianyar dan Desa Kalirejo direndam banjir setinggi 50 cm atau pinggang orang dewasa. Untuk melewatinya harus menggunakan perahu karet atau kendaraan besar.
Tidak menutup kemungkinan, jika cuaca masih terus memburuk dan hujan lembali turun, maka dipastikan banjir masih akan bertahan bahkan merendam seluruh wilayah di Bangil.
Banjir merendam 4 desa dari 3 kelurahan di Bangil. Setidaknya ada 2.500an KK di 3 kelurahan yang rumahnya terendam dan terancam banjir.(git/ipg)(suarasurabaya.net)
http://andra.bangil.info
Minggu, 10 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar