Banjir kembali memorak-porandakan Pasuruan. Hujan pada Sabtu (9/1) lalu memunculkan banjir dahysat yang menerjang lima kecamatan di kabupaten (Pandaan, Bangil, Rembang, Pohjentrek dan Kraton). Yang mengenaskan, banjir kembali memakan korban jiwa.
Dari informasi yang dihimpun Radar Bromo sampai kemarin ada empat orang yang jadi korban banjir Sabtu itu. Tiga di antaranya tewas, satu lagi sampai kemarin belum ditemukan.
Para korban tewas ialah Parman alias Rohman, 25, warga Kalirejo, Bangil. Dia hanyut dan tewas. Berikutnya Ikhya Ulumudin, 20, warga Kersikan, Bangil. Pemuda ini juga disebutkan hanyut saat banjir datang. Tapi sampai kemarin Ikhya Ulumudin belum ditemukan keberadaannya.
Dua korban berikutnya berasal dari Pandaan. Yakni Tirto Utomo, 14, warga Kebunwaris, Pandaan dan Suyanto, 35, warga Sebau, Pandaan. Bedanya, Trisno Budi Utomo tewas setelah tubuhnya hanyut. Sedangkan Suyanto tewas setelah tersambar petir.
Sementara, secara material, Bakesbang Linmas Pemkab Pasuruan mencatat bahwa banjir itu membuat sekitar 7.383 rumah terendam air. Berikutnya juga ada rumah rusak, jembatan ambrol, tanggul jebol, ribuan hektare sawah terendam. Sementara ini kerugian material dicatat mencapai Rp 2,6 M.
Diperkirakan, kerugian akan terus bertambah. “Setiap kepala desa atau lurah terus-terusan mendata. Terutama mendata rumah yang mengalami rusak berat dan langsung diserahkan ke Bakesbang Linmas,” ujar Kepala Bakesbang Pemkab Soenarto melalui Kabid Linmas Zainal Arifin kemarin.
Diberitakan sebelumnya, banjir ini terjadi setelah hujan terus mengguyur Pasuruan Sabtu itu. Air bah kiriman dari daerah atas (Pandaan, Purwodadi, Prigen) menerjang daerah bawah sekitar pukul 16.00. Selain lima kecamatan di wilayah kabupaten, banjir Sabtu sore itu juga mengepung wilayah Kota Pasuruan.
Tapi yang terparah memang di Bangil. Banjir bandang ini merendam pemukiman di Bangil Utara, seperti Kalianyar, Kalirejo, Manaruwi dan Masangan. Begitu juga kawasan Bangil bagian selatan, yakni dusun Ledok Kiduldalem, dan Mendalan Kolursari.
Ketinggian air yang datang membuat warga terpaksa mengungsi. Warga Kalianyar dan Kalirejo awalnya ingin mengungsi ke Kelurahan Kalirejo. Tapi, kelurahan ini juga terendam setinggi lutut. Sehingga, pengungsian warga dilakukan di lokasi masjid desa setempat. “Ini banjir yang paling besar sepanjang sejarah,” ujar Wahid, warga Kalianyar RT 04, kemarin.
Yang paling mengenaskan adalah jatuhnya korban jiwa dalam banjir ini. Di Bangil, korban bernama Parman alias Rohman hanyut ketika jalan-jalan dari Satak Manaruwi sekitar pukul 17.45 WIB.
Jasad Parman baru ditemukan tim SAR pada Sabtu sekitar pukul 20.00 di depan gedung koperasi KOWI Kalirejo. “Korban ini memang dikenal warga sebagai orang stress. Jadi, sering mondar-mandir di wilayah ini,” ujar H Rokit, tetangga korban.
Tapi, ditemukannya tubuh Parman belum membuat petugas Tim SAR gabungan tenang. Sebab, masih ada satu korban lagi yang belum ditemukan. Yakni Ihya Ulumudin, warga Cemandi, Kersikan.
Pemuda itu dikabarkan hanyut setelah bermain air di daerah sekitar sungai Kedunglarangan. Korban saat itu berenang bersama Andik, temannya. Tapi, Andik berhasil selamat, ketika banjir bandang datang. Sementara, Ihya sampai sekarang belum berhasil ditemukan. “Kami belum mengetahui keberadaan korban,” terang Erwin, salah satu pengurus Tim SAR, kemarin.
Jika warga Bangil Utara sudah terbiasa dengan musibah banjir, lain halnya dengan warga Bangil selatan. Banjir bandang ini sempat membuat warga di Ledok, Kidul Dalem dan Mendalan Kolursari tersentak. Mereka tidak mengira jika luapan sungai Kedunglarangan ternyata menyapa pemukiman mereka.
Bahkan, pemukiman warga di bibir sungai harus menelan kerugian besar. Rumah mereka banyak yang hanyut dan roboh karena tanah di bawahnya terkikir arus sungai. Seperti yang dialami Mujib, 45, dan Sulkan, 42, warga Mendalan RT 03 Kolursari. Kedua rumah warga ini rata dengan tanah. “Padahal, ini satu-satunya rumah dan tempat pracangan saya. Saya baru kulakan, tapi semua sudah habis di bawa air,” keluh Mujib saat melihat puing-puing rumahnya.
Banjir besar yang dialami warga Bangil selatan juga merembet pada kawasan Bangil kota. Banjir ini sempat melumpuhkan jalan raya pada Sabtu malam. Sekitar pukul 19.30 WIB, semua akses kendaraan yang menggunakan Jl raya Bangil, tertutup. Semua instansi vital, seperti Kejaksaan, Pengadilan Negeri, Mako Polres, Sentral Otomat Telkom Bangil dan alun-alun Bangil disapa air bah.
Sedangkan, saluran listrik juga tidak bisa dinikmati warga korban banjir. Sejak Sabtu sore hingga Minggu sore kemarin, tidak bisa menikmati terangnya listrik. Pemukiman mereka gelap gulita. Hal ini dilakukan PLN UPJ Bangil, karena khawatir jika dibiarkan menyala, sistem jaringan listrik bisa menyetrum warga. “Trafo dan else panelnya bisa terkendala. Makanya pada saat banjir relatif tinggi, sebaiknya kita matikan. Ini agar terjamin safety warga,” terang salah satu petugas PLN.
Banjir ini juga membuat kesibukan Pemerintah dan petugas TNI/Polri setempat. Bupati Dade Angga bersama seluruh jajaran dinas langsung sidak ke lokasi malam itu juga. Bahkan, Bupati blusukan ke lokasi banjir sampai pukul 01.30 WIB dini hari.
Kemarin, wilayah Bangil masih tergenang di beberapa wilayah. Yakni Kalianyar, Kalirejo dan Manaruwi. Pagi kemarin ketinggian air masih sekitar 80 cm.
Untuk warga yang rumahnya terendam, pemkab membuka dapur umum dan pusat pengobatan darurat. “Kami kerahkan segala kemampuan. Mulai dari dua dapur umum, fasilitas pengobatan, tim SAR sampai fasilitas evakuasi,” ujar Bupati Dade didampingi Soenarto, kepala Kesbang Linmas, kemarin.
Namun, warga korban banjir ternyata belum begitu tenang. Selain jumlah makanan tidak terlalu merata, mereka juga masih ketir-ketir dengan datangnya banjir susulan. Hal ini karena pada pukul 16.30 WIB kemarin, hujan sudah mulai turun di wilayah Pandaan dan Sukorejo. “Waduh, alamat. Air nggak akan surut,” gerutu Sofyan, warga Kalianyar, kemarin.
Banjir di Pasuruan ini kemarin langsung mendapat perhatian Pemprov Jatim. Wagub Saifullah Yusuf kemarin turun langsung ke Pasuruan. Selain memberikan santunan, lelaki yang karib disapa Gus Ipul itu meninjau pos pantau bencana yang ada di Kelurahan Kalirejo, Bangil.(jawapos.com)
http://andra.bangil.info
Minggu, 10 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar